widgeo

Kamis, 25 November 2010

tentang kota tua/kota lama

Sedikit Tentang Kota Lama

Traveling itu ngga harus ke gunung, ngga harus melihat sunset di pantai, ngga harus melintasi lautan berjam-jam demi menginjakkan kaki di pulau eksotik tak berpenghuni.

Yaaah, saya juga baru nyadar, kalo masih banyak cara untuk traveling tanpa harus jauh-jauh dari rumah. Hoho... yap, akhir-akhir ini, saya punya hobi merhatiin bangunan-bangunan vintage di beberapa kota Ngga banyak sih, cuman tiga kota aja, hehe... Tapi saya berniat mendokumentasikan seluruh bangunan jadul di Indonesia, kemudian menuangkannya dalam tulisan yang super lengkap hohohoo, karena setelah saya lihat-lihat, dari ketiga kota ini saja punya ciri khas dan cerita sendiri, apalagi kalau seluruh Indonesia saya posting ke sini?? Waw... Hahaa... Wawww lagi aaaaaah...

Sementara saya hanya mampu tiga kota dulu, hehe... keterangan super singkat dengan hanya pamer satu foto saja huhu... Kapan-kapan saya tulis lengkap deh dengan gambar yang lebih buanyaak! (yaaah, doakan sayaaa...)

Kotagede, Jogjakarta. Kota tua yang sangat Jawa sekali. Rumah Joglo sampai Masjid Kuno Mataram beserta situ-situs lain kerajaan tersebut, tersedia di kawasan ini.



Johar, Semarang. Kota tua dengan julukan Little Holland. Yang mau ngantor, silahkan, yang mau nyabung ayam, monggo :)


Jalan Gula; Jalan Rajawali; JMP, Surabaya. Kota tua dengan bumbu-bumbu Pecinan.
Parahnya, untuk Surabaya yang sangat saya cintai, dan Jalan Gula yang sangat saya kagumi, saya ngga punya dokumentasi dari kamera sendiri, karena tiga kali saya foto-foto di sana, cuman buat narsis-narsisan saja... hahaa... Yaaah bagaimanapun, dari ajang itu saya jatuh cinta beneran sama kota lama di Surabaya ini. Lain kali saya harus balik lagi, dan berusaha dengan baik dan benar menangkap suasana jadul di sana. Nah, kalau foto yang ini diambil di sebuah gang belakang hotel Ibis, tapi masih kurang berasa pecinannya :(


PS super panjang - cerita Rumah Lama:
Beberapa tahun silam, saya pernah mengantar Ibu ke sebuah laboratorium klinik di Jember untuk tes darah untuk memastikan penyakit yang sedang mengganggu kesehatan beliau. Waktu itu dokter menduga Ibu saya terkena infeksi si Salmonella thyposa. Yap, biasanya saya mengantar Ibu ke lab klinik X yang sudah sangat ternama di mana-mana, tapi malam itu, Ibu saya pingin ke lab klinik lain, dengan alasan agar lebih cepat didapat hasil tesnya.

"Tralisnya masih sama," ujar Ibu ketika memasuki pintu depan lab klinik Z tersebut. Well, well, ternyata lab klinik itu adalah bekas rumah almh. nenek saya, tempat di mana Ibu menghabiskan masa kecilnya, empat puluh sembilan tahun silam. Ngga banyak berubah kata beliau, pintu-pintu besar, ubinnya, ruangannya, tidak banyak yang dibongkar, hanya dindingnya saja yang dipoles lagi.

Berpuluh-puluh tahun yang lalu (dalam setting hitam putih hehe) mungkin Ibu-kecil asik lari-larian sama Om dan Tante, sementara Nenek saya yang jago bahasa Belanda itu, pasti sibuk bikin kue yang lezatnya minta ampun untuk dijual di pasar wohoho...
Masih dalam bangunan yang sama, berpuluh-puluh tahun kemudian, Ibu duduk bersama saya, putrinya yang cantik, menunggu hasil tes darah dari ruangan yang dulunya dibuat usaha percetakan oleh kakek saya. Hahaaa... this is so weird, so magical, so beautiful...

2 komentar:

Bo mengatakan...

ngliat foto2 diatas bikin saya ingat rumah - rumah di kota kakek - nenek saya di cirebon, what a memory .....

Unknown mengatakan...

keren enjelnya.

Posting Komentar